ALIH BAHASA/TRANSLATE

Jumat, 20 Maret 2020

MEMAHAMI HADIST TENTANG PENYAKIT MENULAR

loading...



Apakah ada penyakit menular dalam pandangan akidah Islam?

Terdapat beberapa hadits yang menafikan adanya penyakit menular.
Para Ulama berbeda pandangan dalam memahami hadits-hadits tersebut.

Akan kita bahas secara singkat pada artikel ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ، ولا هامَةَ ولا صَفَرَ

"Tidak ada penyakit menular, tidak ada dampak dari thiyarah (anggapan sial), tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada kesialan para bulan Shafar”.
(HR. Bukhari no. 5757, Muslim no.2220).

Dan juga hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

لا يُورَدُ مُمْرِضٌ على مُصِحٍّ

“Orang yang sakit tidak bisa menularkan penyakit pada orang yang sehat”
(HR. Bukhari no. 5771, Muslim no. 2221).

Dua hadits di atas zahirnya menunjukkan tidak ada penularan penyakit.

Sedangkan dalam hadits yang lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

لا عَدْوَى و لا طيرةَ و لا هامةَ و لا صَفرَ ، و فِرَّ مِنَ المجذومِ كما تَفِرُّ مِنَ الأسدِ

"Tidak ada penyakit menular, tidak ada dampak dari thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada kesialan para bulan Shafar. Dan larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa”
(HR. Bukhari no.5707).

Ada beberapa metode para Ulama dalam mengkompromikan hadits-hadits di atas :

 Pertama :

Penyakit tidak dapat menular DENGAN SENDIRINYA.
Namun Allah Ta’ala jadikan penularan penyakit itu ada sebab-sebabnya, diantaranya adalah bercampurnya dan bergaulnya orang yang sakit dengan orang yang sehat.

Sehingga orang yang sehat tertular. Dan ada sebab-sebab lain yang menyebabkan penularan penyakit (kontak fisik, udara, pandangan, dll).

Sehingga boleh mengatakan,

"si Fulan tertular penyakit dari si Alan”.

Ini pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Shalah *(lihat Ulumul Hadits, hal. 257).

Kedua :

Penafian adanya penyakit menular dimaknai secara umum dan mutlak. Artinya tidak ada penularan penyakit sama sekali.

Adapun perintah untuk lari dari penyakit kusta, ini sebagai bentuk sadd _adz dzari’ah_ (menutup celah keburukan).

Karena bisa jadi ketika tidak menjauh dari penyakit menular, kemudian qaddarallah terkena penyakit yang sama, lalu timbul keyakinan bahwa ada penyakit menular, Sehingga untuk mencegah timbulnya keyakinan ini, diperintahkan untuk menjauh dari penyakit menular. Sehingga tidak boleh mengatakan,

Si Fulan tertular penyakit dari si Alan”

Ini pendapat yang dikuatkan Ibnu Hajar Al Asqalani.
(lihat Fathul Bari, 10/159).

Ketiga :

Penetapan adanya penyakit menular khusus pada penyakit kusta dan yang semisal dengan kusta.
Adapun penyakit lain tidak ada yang menular.

Ini pendapat yang dikuatkan oleh Al Baqilani.
(dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, 10/160).

Wallahu a’lam
 Pendapat yang kuat dalam masalah ini, adalah pendapat pertama.

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata :

والمعنى أن الذي أنزل الجرب في الأول هو الذي أنزله في الأخرى، ثم بين لهم ﷺ أن المخالطة تكون سبباً لنقل المرض من الصحيح إلى المريض، بإذن الله

"Makna hadits di atas, Dzat yang menjadikan penyakit pertama kali kepada si A adalah Dzat yang menjadikan penyakit pada si B (yaitu Allah). Dan Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam menjelaskan bahwa bercampur dengan orang yang sakit MERUPAKAN SEBAB adanya perpindahan penyakit dengan izin Allah”

Wallahu a’lam.
Semoga Allah memberi taufik.



(Diringkas dari kitab Tahqiq ar Raghbah fi Taudhih an Nukhbah [75-76], karya Syaikh Abdul Karim Al Khudhair)

Kamis, 19 Maret 2020

DO'A UNTUK URUSAN DUNIA DAN AKHIRAT

loading...



Do’a Memperbaiki Urusan Dunia Agama dan Akhirat

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال،
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa sebagai berikut: “Alloohumma ashlih lii diiniilladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma’aasyii, wa ash-lih lii aakhirotiillatii fiihaa ma’aadii, waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khoirin, waj’alil mauta roohatan lii min kulli syarrin”
Aryinya : [Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng (ishmah) urusanku, perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku, perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!]
(HR. Muslim no. 2720).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1. Islam adalah benteng yang melindungi seseorang agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan ketergelinciran serta menjaga dari kesesatan dan sekedar mengikuti hawa nafsu.

2. Seorang muslim beramal untuk dunianya seaka-akan ia hidup selamanya dan dia beramal untuk akhiratnya seakan-akan ia akan mati besok.

3. Seharusnya umur panjang seorang muslim dijadikan sebagaimana sarana untuk menambah amalan kebaikan dan ketaatan.

4. Kematian adalah kebebasan dari segala kejelekan. Maksudnya, boleh jadi seseorang di dunia hidup lama, namun hanya kerusakan yang ia perbuat. Oleh karenanya, kematian itulah yang menyebabkan ia terbebas dari banyak kejelekan.

5. Karena hidup yang sementara dan kematian yang pasti datang, maka hendaklah setiap hamba memperbaiki ibadahnya dan mengokohkan amalannya, bertawakkal dan selalu meminta tolong pada Allah.

6. Semoga dengan do’a singkat namun penuh makna yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wasallam ini bisa kita hafalkan dan amalkan. Sehingga sajian do’a ini bermanfaat.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

Doa yang mencakup semua kebaikan di dunia dan memalingkan semua keburukan, karena sesungguhnya kebaikan di dunia itu mencakup semua yang didambakan dalam kehidupan dunia, seperti kesehatan, rumah yang luas, istri yang cantik, rezeki yang berlimpah, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang mudah, dan sebutan yang baik serta lain-lainnya; semuanya itu tercakup di dalam ungkapan mufassirin. Semua hal yang  disebutkan tadi termasuk ke dalam pengertian kebaikan di dunia.
Adapun mengenai kebaikan di akhirat, yang paling tinggi ialah masuk surga dan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti aman dari rasa takut yang amat besar di padang mahsyar, dapat kemudahan dalam hisab, dan lain sebagainya.

 وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Maka di antara manusia ada orang yang mendoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia," dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang mendoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan perliharalah kami dari siksa neraka."Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.[Al Baqoroh: 201-202]


Rabu, 18 Maret 2020

DO'A KAFARAT TAKUT SIAL

loading...



Doa Kaffaroh Takut Sial

عن عبدالله بن عمر رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ ردَّتْهُ الطِيَرَةُ عن حاجتِهِ فقدْ أشرَكَ قالوا : يا رسولَ وما كفارَةُ ذلِكَ قال يقولُ " اللهمَّ لا طيرَ إلَّا طيرُكَ ، ولَا خيرَ إلَّا خيرُكَ ، ولَا إلهََ إِلَّا أَنْتَ

Dari Abdullah bin Umar  radhiyallahu anhu berkata,
Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam bersabda :
“Barangsiapa dihalangi oleh perasaan takut sial untuk melakukan hajatnya maka ia telah menyekutukan Allah. Sahabat berkata: Wahai Rasulullah kalau begitu apa kaffarohnya? Beliau bersabda: Hendaklah engkau membaca,

اللهُمَّ لَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ، وَلَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Allaahumma laa thoyro illaa thoyruka, wa laa khayro illaa khoyruka, wa laa ilaaha illaa Anta”

“Ya Allah tidak ada kesialan kecuali kesialan yang Engkau tetapkan, dan tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang Engkau tetapkan, dan tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau”.”

[HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu’anhuma, Ash-Shahihah:1065, Shahihul Jaami’: 6264]

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Pembahasan beranggapan sial ini dalam bahasan akidah diistilahkan dengan thiyaroh atau tathoyyur. Thiyaroh berasal dari kata burung, artinya dahulu orang Arab Jahiliyah ketika memutuskan melakukan safar, mereka memutuskan dengan melihat pergerakan burung. Jika burung tersebut bergerak ke kanan, maka itu tanda perjalanannya akan baik. Jika burung tersebut bergerak ke kiri, maka itu tanda mereka harus mengurungkan melakukan safar karena bisa jadi terjadi musibah ketika di jalan.
2- Merasa takut sial sehingga terhalangi untuk melakukan suatu hajat termasuk syirik, seperti seseorang yang ingin melakukan perjalanan atau suatu pekerjaan, lalu ia mendengar suara burung tertentu, suara cecak dan yang semisalnya, ia pun membatalkan perjalanan atau pekerjaannya tersebut karena takut sial, maka ia telah menyekutukan Allah jalla wa ‘ala, sebab hanya Allah yang dapat menakdirkan kebaikan atau keburukan.
3- Sesuatu yang ditakuti dapat membawa sial pada hakikatnya tidak membahayakan sedikit pun, itu hanyalah khayalan dan tipu daya setan. Namun bisa saja Allah ta’ala menimpakan kesialan yang dikhawatirkan tersebut kepada seseorang, sebagai hukuman atasnya apabila ia tidak bersandar kepada Allah ta’ala.
4- Kebaikan seluruhnya di tangan Allah ta’ala, dan Dia saja yang Maha Mampu menimpakan kejelekan kepada seorang hamba disebabkan dosa sang hamba, serta hanya Dia yang Maha Mampu menghalangi atau menghilangkan kejelekan itu darinya.
5- Kandungan doa yang diajarkan dalam hadits ini adalah kewajiban bergantung hanya kepada Allah ta’ala dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, yaitu meyakini semua sesembahan selain Allah adalah salah, dan tidak boleh mempersembahkan ibadah apa pun kepada selain-Nya.
Contoh dari thiyaroh atau beranggapan sial:
- Menganggap anak sakit-sakitan karena nama yang terlalu berat diemban sehingga harus ada penggantian nama.
- Mengganggap datangnya musibah itu karena si A yang baru datang ke kampung, sebelumnya tidak pernah terjadi. Sebagaimana dahulu Fir’aun beranggapan datangnya bencana gara-gara Nabi Musa ‘alaihis salam.
- Menganggap bulan Suro atau bulan Muharram adalah bulan keramat sehingga tidak boleh mengadakan hajatan, walimahan atau acara besar lainnya.
- Jika lewat di depan kuburan, selalu sial dan sering melihat hantu gentayangan.
- Anggapan sial dengan angka 13.
6- Solusi menghadapi takut sial dalam hadits ini dengan tiga perkara. Asy-Syaikhul ‘Allamah Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah berkata,
“Alhasil, takut sial dihadapi dengan tiga perkara:
Pertama: Tawakkal kepada Allah ta’ala.
Kedua: Tetap melakukan hajatmu dan tidak terpengaruh dengannya, serta tidak nampak sedikit pun dalam tindakanmu, seakan ia tidak ada sama sekali.
Ketiga: Hendaklah engkau berdoa dengan doa-doa yang terdapat dalam hadits-hadits (seperti) ini, maka apabila engkau telah berdoa kepada Allah ta’ala dengan doa-doa ini, Allah ta’ala akan menyelamatkanmu dari perasaan takut sial, dan menguatkanmu dengan pertolongan-Nya, bantuan-Nya dan taufiq-Nya. Wallaahu ta’ala a’lam.” [I’aanatul Mustafid, terbitan Mu’assasah Ar-Risalah 1423 H, 2/15]
7- Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa rasa takut sial yang syirik adalah yang menghalangi seseorang dari suatu hajat atau ia tetap melakukannya dalam keadaan gelisah dan khawatir akan tertimpa kesialan (lihat Al-Mulakhkhos, hal. 235).
8- Sebaliknya, apabila tidak memberikan pengaruh kepadanya, atau ia segera menghilangkannya dengan tawakkal dan tidak menghalanginya untuk melakukan hajatnya maka tidak termasuk syirik (lihat Al-Mulakhkhos, hal. 235).

*Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :*

1- Dia-lah yang memberikannya kepada hamba-Nya sesuai kehendak dan keinginan-Nya, dan Dia-lah yang menolak kejelekan dari seorang hamba dengan kekuasaan-Nya, kelembutan-Nya dan kebaikan-Nya, maka tidak ada kebaikan kecuali dari-Nya, dan Dia-lah yang menghilangkan keburukan dari hamba-Nya, maka keburukan yang menimpa seorang hamba adalah karena dosanya, sebagaimana firman Allah ta’ala,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka disebabkan (kesalahan) dirimu sendiri.” (An-Nisa: 79).

2- Beranggapan sial atau thiyaroh termasuk akidah jahiliyah. Bahkan sudah ada di masa sebelum Islam. Lihatlah bagaimana Fir’aun beranggapan sial pada Musa ‘alaihis salam dan pengikutnya. Ketika datang bencana mereka katakan itu gara-gara Musa. Namun ketika datang berbagai kebaikan, mereka katakana itu karena usaha kami sendiri, tanpa menyebut kenikmatan tersebut berasal dari Allah.

فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al A’raf: 131).Lr

Sabtu, 07 Maret 2020

BENARKAH SEDEKAH TIDAK MENGURANGI HARTA?

loading...


Takut bersedekah karena harta berkurang, benarkah.....?

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda  :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidak akan mengurangi harta, tidaklah memberikan maaf melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan bagi seorang hamba, tidaklah seseorang tawadhu’ karena Allah melainkan Allah akan angkat derajatnya”
[HR Imam Muslim)

Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan,

قوله صلى الله عليه و سلم ( ما نقصت صدقة من مال ) ذكروا فيه وجهين احدهما معناه أنه يبارك فيه ويدفع عنه المضرات فينجبر نقص الصورة بالبركة الخفية وهذا مدرك بالحس والعادة والثاني أنه وإن نقصت صورته كان في الثواب المرتب عليه جبر لنقصه وزيادة إلى أضعاف كثيرة

‘Sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam

 (مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ)

Sedekah tidak akan mengurangi harta’. Para ulama menyebutkan ada dua sisi  berkaitan dengan hadits ini.

1. sesungguhnya Allah akan memberkahi pada hartanya dan menolak bahaya menimpanya. Maka Allah akan menggantikan kekurangan jumlah hartanya dengan bentuk keberkahan yang tidak terlihat pada hartanya, hal ini dapat kita ketahui baik secara panca indera dan kebiasaan.

2. Sesungguhnya jika berkurang jumlahnya maka pahala yang dihasilkan akan menutupi kekurangan hartanya dan ditambahkan baginya pahala dengan kelipatan yang berlipat ganda.
Al Minhaj 8/ 357-358

Berkata Asy Syaikh Al ‘Utsaimin Rahimahullah :

 يعني أن الصدقات لا تنقص الأموال كما يتوهمه الإنسان ، وكما يعد به الشيطان ، فإن الشيطان كما قال الله عزّ وجلَّ: ( يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ )(البقرة: 26
الفحشاء: كل ما يستفحش من بخل أو غيره، فهو يعد الإنسان الفقر، إذا أراد الإنسان أن يتصدق قال: لا تتصدق هذا ينقص مالك، هذا يجعلك فقيراً، لا تتصدق، أمسك ، ولكن النبي صلى الله عليه وسلم أخبرنا بأن الصدقة لا تنقص المال، فإن قال قائل: كيف لا تنقص المال، والإنسان إذا كان عنده مائة فتصدق بعشرة صار عنده تسعون، فيقال : هذا نقص كمٍّ، ولكنها تزيد في الكيف، ثم يفتح الله للإنسان أبواباً من الرزق تردّ عليه ما أنفق، كما قال الله تعالى: (وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ)(سـبأ: 39)، إي يجعل بدله خلفاً، فلا تظن أنك إذا تصدقت بعشرة من مائة فصارت تسعين أن ذلك ينقص المال؛ بل يزيده بركة ونماءً، وترزق من حيث لا تحتسب.

‘Sabda Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam

 (مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ)

 ‘Sedekah tidak akan mengurangi harta, maksudnya bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta, sebagaimana yang di sangka oleh manusia, sebagaimana syaitan menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan
Karena sesungguhnya syaithan  sebagaiman  dalam firman Allah

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ

“Syaitan itu  menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (bakhil)”.

الْفَحْشَاءُ : Adalah setiap apa yang dianggap melampaui batas diantaranya bakhil dan lain-lain.
Maka syaithan akan menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan ketika manusia ingin bersedekah.
Syaithan mengatakan, ‘Janganlah kamu bersedekah karena hal itu akan mengurangi hartamu dan menjadikanmu miskin. Jangan kamu bersedekah tahanlah hartamu. Namun Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Jika ada yang bertanya, ‘Bagaimana sedekah tidak mengurangi harta, misalnya seseorang yang disisinya ada 100 kemudian dia bersedekah 10 maka uangnya tersisa 90 ?Maka dikatakan bahwa yang berkurang adalah jumlahnya namun akan bertambah dalam kaifiyahnya (dengan  Allah akan membukakan bagi seseorang pintu pintu rezki yang akan mengembalikan atasnya apa yang telah disedekahkan sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apa saja yang kamu infaqkan/sedekahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik Pemberi rezki”.
(QS. Sabaa’ [34] : 39)

Maksudnya Allah Subhana wa Ta’ala akan jadikan penggantinya setelahnya. Maka janganlah kamu menyangka jika kamu bersedekah 10 dari hartamu yang berjumlah 100 maka hartamu akan berkurang menjadi 90.

Bahkan yang benar bahwa Allah Subhana wa Ta’ala akan menambahkan keberkahan dan mengembangkan hartamu serta memberikanmu rezki dari arah yang tidak disangka ”

Syarh Riyadhush Sholihin  3/ 524-525

Semoga Bermanfaat

Rabu, 04 Maret 2020

SOGOK MENURUT PANDANGAN ISLAM

loading...



Perbuatan Suap/Sogok Dalam Pandangan Islam

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالمُرْتَشِيَ» )رواه الترمذي)

Dari Abdullah bin Amr, beliau berkata: “Rasulullah SAW melaknat orang yang menyuap dan menerima suap”. (HR. al-Turmuzi)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :

1. Pelarangan suap/risywah berlaku di bidang apapun. Hanya saja suap di dunia peradilan memiliki peluang yang sangat besar, karena dalam dunia peradilan perebutan hak bagi bagi orang-orang yang berperkara.

2. Bila mana suap/risywah dibolehkan maka hak jatuh ke tangan orang yang bukan pemiliknya.

3. Pelaku suap/risywah tidak akan masuk surga dan akan dimasukkan ke dalam neraka.

4. Selain laknat yang akan didapatkan oleh pelaku suap/risywah, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa orang yang memakan hasil suap/risywah, tidak akan dimasukkan ke dalam surga.

5. Suap/Risywah merupakan fenomena yang tidak asing dalam masyarakat kita. Banyak istilah yang digunakan untuk masalah ini, seperti dari ucapan terima kasih, parsel, money politik, uang pelicin, pungli dan lain sebagainya.

6. Masyarakat masih beranggapan bahwa suap/risywah bukan sebuah kejahatan, tetapi hanya kesalahan kecil. Sebagian lain, walaupun mengetahui bahwa suap/risywah adalah terlarang, namun mereka tidak peduli dengan larangan tersebut. Apalagi karena terpengaruh dengan keuntungan yang didapatkan.

7. Di pihak lain masyarakat menganggap suap/risywah itu sebagai hadiah atau tanda terima kasih. Bahkan ada yang beranggapan sebagai uang jasa atas bantuan yang telah diberikan seseorang, sehingga mereka tidak merasakan hal itu sebagai sebuah kesalahan atau pelangaran apalagi kejahatan.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an :

- Siapa yang memakan harta orang lain dengan jalan bathil, maka ia telah melakukan suap/ risywah, yaitu harta yang diberika seseorang kepada penguasa atau pegawai untuk memenangkan perkaranya atau mengalahkan orang lain dalam suatu perkara sesuai keinginannya.

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ فَإِنْ جَاءُوكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ وَإِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَضُرُّوكَ شَيْئًا وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Mereka sangat suka mendengar berita-berita dusta, sangat suka memakan segala yang haram (risywah dan sebagainya). Oleh itu kalau mereka datang kepadamu, maka hukumlah di antara mereka (dengan apa yang telah diterangkan oleh Allah), atau berpalinglah dari mereka; dan kalau engkau berpaling dari mereka maka mereka tidak akan dapat membahayakanmu sedikitpun; dan jika engkau menghukum maka hukumlah di antara mereka dengan adil; kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil.[Al-Maidah: 42].


Selasa, 03 Maret 2020

CIRI CIRI SEBAGAI SEORANG MUNAFIK

loading...


SAUDARA SAUDARIKU HENDAKNYA JAUHILAH SIFAT SIFAT MUNAFIK.
TERUSKAN MEMBACA SAMPAI AKHIR UNTUK MENGETAHUI CIRI CIRI, SEBAB DAN AKIBAT MENJADI GOLONGAN MUNAFIK..!

● جـاء رجل إلى حذيفة رضي الله عنه فقــــال لـه :

《 يا أبا عبـد الله إنـي أخشى أن أكون منافقا ، فقال له : تصــلي إذا خـلوت ، وتسـتغفـر إذا أذنبت ؟ قال : نعم ، قال : إذهب ، فما جعلك الله منافقاً 》.

|[ الترغيب والترهيب (١٦٧/١) ]|

Ada seseorang datang menemui salah seorang Sahabat Nabi yg mulia, Hudzaifah Rodhiyallohu anhu, lalu dia berkata kepada beliau (Hudzaifah) :

"Wahai Abu Abdillah, sesungguhnya aku kuatir, diriku telah menjadi seorang munafik !"

Lalu Hudzaifah bertanya kepadanya : "Apakah kamu sholat apabila kamu sendirian ? Dan apakah kamu beristighfar (meminta ampunan kepada Alloh) apabila kamu berbuat dosa ?"

Dia berkata : "Ya (benar) !"

Hudzaifah berkata : "Pergilah ! Alloh tidak menjadikanmu sebagai seorang munafik !"

[ AT-TARGHIB WA AT-TARHIB, 1/167]

BACA JUGA ARTIKEL INI TENTANG : AKIBAT MENYEBARKAN SEBUAH BERITA BENAR ATAU SALAH...!

Catatan :

1. Munafik itu artinya : orang yang mempunyai sifat nifaq (kemunafikan).

2. Pengertian Nifaq (اَلنِّفَاقُ) itu sendiri, berasal dari kata نَافَقَ-يُنَافِقُ-نِفَاقاً ومُنَافَقَةً yang diambil dari kata النَّافِقَاءُ (naafiqaa’).

Arti secara bahasa adalah : "salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, di mana jika ia dicari dari lobang yang satu, maka ia akan keluar dari lobang yang lain."

Ada pula yg mengatakan, ia berasal dari kata النَّفَقُ (nafaq), yaitu : "lobang tempat bersembunyi."

Adapun Nifaq menurut pengertian syari'at adalah : "Menampakkan Keislaman dan Kebaikan, Tetapi Menyembunyikan Kekufuran dan Kejelekan."

Dinamakan seperti itu karena : Dia masuk pada syari’at dari satu pintu, dan keluar dari pintu yang lain.

Karena itulah Allah ta'ala memperingatkan dengan firman-Nya:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu mereka adalah orang-orang yang fasiq.” [At-Taubah: 67]

Yakni : "mereka adalah orang-orang yang keluar dari tuntunan syari’at."

Menurut Al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir Rohimahulloh : "mereka itu adalah orang-orang yang keluar dari jalan kebenaran, masuk ke jalan kesesatan." ( Tafsir Ibnu Katsir, 2/405)

ARTIKEL TERKAIT TENTANG : 7 MACAM DOSA RIBA YANG WAJIB KITA HINDARI

3. Diantara sifat-sifatnya orang munafik adalah malas mendirikan sholat, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini :

وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud Riya' (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisaa’: 142).

Dalam ayat yang lainnya, Alloh ta'ala juga berfirman :

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى

“Dan mereka tidaklah mengerjakan shalat melainkan dalam keadaan malas.” (QS. At Taubah: 54).

Yang dimaksud mereka riya’ dengan shalatnya adalah : mereka tidak ikhlas dalam bermunajat pada Allah. Mereka pura-pura baik saja di hadapan manusia.

Karena itu pula, orang-orang munafik secara umum tidak terlihat pada shalat berjama'ah, terutama sholat Isya dan shalat Shubuh, karena ketika itu keadaan kedua shalat tersebut masih gelap (gelapnya malam dan dini hari).

Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rosululloh shollallohu alaihi was sallam bersabda :

إِنَّ أَثْقَلَ صَلاَةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُصَلِّىَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِى بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak. Sungguh aku bertekad untuk menyuruh orang melaksanakan shalat. Lalu shalat ditegakkan dan aku suruh ada yang mengimami orang-orang kala itu. Aku sendiri akan pergi bersama beberapa orang untuk membawa seikat kayu untuk membakar rumah orang yang tidak menghadiri shalat Jama’ah.”
(HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651, dari Abu Hurairah rodhiyallohu anhu).

Dan yg dimaksud dgn : "mereka sedikit sekali berdzikir kepada Alloh", dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman As Sa’di Rohimahulloh dalam tafsirnya sbb :

لاِمْتِلاَء ِقُلُوْبِهِمْ مِنَ الرِّيَاءِ، فَإِنَّ ذِكْرَ اللهِ تَعَالَى وَمُلاَزَمَتَهُ لاَ يَكُوْنُ إِلاَّ مِنْ مُؤْمِنٍ مُمْتَلِئِ قَلْبَهُ بِمَحَبَّةِ اللهِ وَعَظَمَتِهِ

“Karena hati mereka (orang-orang munafik) sudah dipenuhi dengan riya’ (beramal hanya ingin mencari pujian dari orang lain).

Ingatlah bahwa dzikir pada Allah dan bisa terus konsisten dalam dzikir hanyalah ada pada orang beriman, yang hatinya penuh dengan kecintaan dan pengagungan kepada Allah.”
( Tafsir As-Sa’di, hal. 210).

4. Karena seperti itulah diantara sifat dari orang-orang munafik, maka para ulama Salaf pun menilai kemunafikan seseorang itu dari sisi ini.

Sahabat Nabi yg mulia, ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma pernah menyatakan :

كُنَّا إِذَا فَقَدْنَا الإِنْسَانَ فِي صَلاَةِ العِشَاءِ الآخِرَةِ وَالصُّبْحِ أَسَأْنَا بِهِ الظَّنَّ

“Jika kami tidak melihat seseorang dalam shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh (berjama'ah), maka kami mudah untuk su'udzon (berprasangka jelek) kepadanya (yakni menilainya sebagai seorang munafik, edt.).”
(HR. Ibnu Khuzaimah, (2/370) dan Al Hakim (1/211), dengan sanad yang shahih, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab rohimahulloh. Lihat pula Minhatul ‘Allam (3/365), karya Syaikh Sholih Al-Fauzan hafidzohulloh)

Al-Imam Ibrahim An-Nakho’i Rohimahulloh juga  mengatakan :

كَفَى عَلَماً عَلَى النِّفَاقِ أَنْ يَكُوْنَ الرَّجُلُ جَارَ المسْجِد ، لاَ يُرَى فِيْهِ

“Cukuplah seseorang itu  disebut memiliki tanda kemunafikan, jika dia adalah tetangga masjid, namun tak pernah terlihat di masjid (untuk sholat berjamaah).”
 [ Fathul Bari (5/458), karya Al-Hafidz Ibnu Rojab, dan Ma’alimus Sunan (1/160). Lihat pula Minhatul ‘Allam, (3/365) ]

5. Ketahuilah, para ulama Salaf itu, mereka adalah orang-orang yg sangat takut dari sifat kemunafikan.

وقال ابنُ أبي مُلَيْكَة : أَدْرَكْتُ ثَلاَثِيْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ .

"Ibnu Abi Mulaikah rohimahulloh pernah berkata : "Aku telah mendapati 30 orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka semuanya itu kuatir pada dirinya tertimpa sifat kemunafikan.”
(HR. Bukhari no. 36)

وسُئِلَ الإمامُ أحمد : مَا تَقُوْلُ فِيْمَنْ لاَ يَخَافُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاق ؟ فقال : وَمَنْ يَأمَنُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاقَ ؟

Imam Ahmad rohimahulloh pernah ditanya : “Apa yang anda katakan pada orang yang tidak kuatir pada dirinya ada kemunafikan?”

Beliau menjawab : “Apa ada yang merasa aman dari sifat kemunafikan?”

Karena itu pula, Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Rohimahulloh berkata :

مَا خَافَهُ إِلاَّ مُؤْمِنٌ ، وَلاَ أَمَنَهُ إلِاَّ مُنَافِقٌ

“Orang yang kuatir terjatuh pada kemunafikan, itulah orang mukmin. Yang selalu merasa aman dari kemunafikan, itulah orang munafik.”
( Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/491)

Demikianlah.....

Semoga Alloh ta'ala menjauhkan kita semua dari sifat kemunafikan.
Barokallohu fiikum....

Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok

Senin, 02 Maret 2020

NASEHAT PENTING YANG MEMBUAT ANDA TERPUKAU

loading...


Baca perlahan-lahan dan Baca Sampai Akhir, Yang Akan Membuat Pembaca Budiman semua akan Terpukau...

من الطبيعي أن ترى السفينة في الماء لكن من الخطر أن ترى الماء في السفينة فكن أنت في قلب الدنيا ولا تجعل الدنيا في قلبك .    

 Adalah hal biasa jika kau melihat perahu di atas air, namun bahaya bila melihat air dalam perahu. Maka engkau boleh berada di hati dunia tapi jangan kau tempatkan dunia didalam hatimu.                            

===============================

 إن خسِرت شيئًا لم تتوقع يومًا أن تخسره ، فإن الله سيرزقك شيئًا لم تتوقع يومًا أن تملكه .

Jika kau pernah merasa rugi sesuatu yang tidak pernah kau sangka suatu hari, maka sesungguhnya Allah akan memberimu rezeki suatu hari yang tidak pernah kau kira akan memilikinya

===============================

BACA JUGA HADIST HADIST DHOIF (LEMAH) TENTANG : HADIST HADIST LEMAH ( DHOIF ) SEPUTAR BULAN RAJAB

===============================

 تفاءل عندما تصعب عليك الأمور ، فإن الله تعالى أقسم مرتين فإنّ مع العُسر يُسرا ، إنّ مع العسر يسرا .

Optimislah saat segala urusan terasa sulit bagimu, kerana Allah telah bersumpah dua kali "Sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan, sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan"

===============================

 الحياة سألت الموت :
لمآذا البشر يحبونني ويكرهونك ؟
أجاب الموت : ﻷنك كذبة جميلة وأنا حقيقة مؤلمة

Kehidupan bertanya kepada kematian:
mengapa manusia mencintaiku dan membencimu?
 maka maut menjawab: "Kerana kau adalah kebohongan yang indah, sedangkan aku adalah kenyataan yang menyakitkan"

===============================

 لا نعلم بعد رحمة الله ما الذي سيدخلنا الجنة ؟؟
أهي ركعة ، أو صدقة ، أو سقيا ماء ، أو حاجة مؤمن قضيناها ، أو دعوة ، أو ذكر !!!!
فاعمل ولا تستصغر !!!!!!

Kita tidak tahu setelah Allah merahmati kita, apalagi yang boleh membuat kita masuk syurga??
Apakah itu rukuk atau sedekah, atau air yang kita berikan, atau keperluan orang beriman yang kita tunaikan, atau doa, ataukah dzikir kita??
maka beramal lah dan jangan mempertikaikan!

===============================

BACA JUGA ARTIKEL TENTANG : PERINGATAN DAN WASPADA DI USIA 60 TAHUN

===============================

 ضع قليلاً من العاطفة على عقلك حتى يلين
  وضع قليلاً من العقل على قلبك كي يستقيم .

Letakkan sedikit perasaan pada akalmu agar dia lembut
dan letakkan sedikit akal pada perasaanmu agar dia lurus

===============================

تعجبني القلوب التي تستقبل الألم بصمت و تبرر أخطاء الآخرين بحسن نيه .

Aku takjub kepada hati yang menerima kesakitan dengan diam, dan menilai kesalahan orang lain dengan niat yang baik

===============================

 عندما تظن بأن بعد الشقاء سعاده ، وبعد دموعك إبتسامة فقد أديت عبادة عظيمه ألا وهي حسن الظن بالله

Ketika kau meyakini bahawa setelah  kesengsaraan adalah sebuah kebahagiaan dan setelah air mata yang mengalir adalah senyuman, maka sesunggunhnya kau telah melaksanakan ibadah yang amat agung iaitu berprasangka baik kepada Allah.

===============================

 إذا أتعبك ألم الدنيا فلا تحزن .. فربما أشتاق الله لسماع صوتك وأنت تدعوه .. لا تنتظر السعادة حتى تبتسم .. ولكن ابتسم حتى تكون سعيد .. لماذا تطيل التفكير والله ولي التدبير .. ولماذا القلق من المجهول وكل شيء عند الله معلوم .. لذلك إطمئن فأنت في عين الله الحفيظ .. وقل بقلبك قبل لسانك « فوضت أمري إلى الله » طيب الله أيامكم بذكره

Jika sakitnya dunia membuatmu lelah maka janganlah bersedih......... barangkali Allah ingin mendengar suaramu dalam doamu........dan jangan kau tunggu kebahagiaan untuk tersenyum........namun tersenyumlah sehingga kau bahagia.........mengapa kau berfikir banyak sedangkan Allah adalah yang Maha Mengatur.... mengapa gundah akan sesuatu yang tidak kita ketahui sedangkan segala sesuatu Allah sudah tahu........oleh kerana itu tenanglah kerana engkau selalu berada pada pengawasan Allah yang Maha Menjaga......dan ucapkan dengan hatimu sebelum dengan lisanmu...........aku serahkan segala urusanku kepada Allah.

===============================

: كلام جميل

إذا لم تعرف عنوان رزقك.. فلا تخف.. لأن رزقك يعرف عنوانك.. فإذا لم تصل إليه.. فهو حتما سيصل إليك.

Jika kau tidak tahu alamat rezekimu...... janganlah takut......kerana rezeki Allah tahu dimana alamatmu...jika kau tidak boleh sampai kepadanya......nescaya dia akan sampai kepadamu...

كلام جميل
إذا قابلنا الإساءة بالإساءة.. فمتى ستنتهي الإساءة؟!
قال تعالى: "فمن عفا وأصلح فأجره على الله"

Jika kita membalas keburukan dengan keburukan maka bila keburukan ini akan berakhir?!
Allah berfirman "dan barangsiapa yang memaafkan dan memperbaiki maka pahalanya ada di sisi Allah".

كلام جميل
عندما نتأخر عن الدوام ندخل برأس منكوس وكلام مهموس حياء من المدير.. فهل نشعر بنفس هذا الشعور عندما نتأخر في الصلاة ونقف بين يدي الله؟!
Ketika kita lewat masuk kerja, kita masuk dengan kepala tertunduk dan suara yang lesu kerana malu kepada majikan.....maka apakah kau merasakan hal yang sama saat kau terlambat dalam solat dan berdiri di hadapan Allah ?!

كلام جميل
لاتحسد أحدا بنعمة فأنت لاتعلم ماذا أخذ الله منه.. ولاتحزن بمصيبة فأنت لاتعلم ماذا سيعطيك الله عليها "إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب"

Jangan kau iri kepada seorang pun kerana sebuah nikmat, kerana kau tidak tahu apa yang telah Allah ambil darinya...... dan janganlah bersedih kerana sebuah musibah, kerana kau tidak tahu apa yang akan Allah hadiahkan untukmu......... Allah berfirman "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang diberikan pahala tanpa dikira kira"

كلام جميل
حكمتين من أروع ما وصلني اليوم :
حكمة يابانيةُِ :
ليس كل سقوط نهاية  فسقوط المطر أجمل بدايةُ

Bukan semua kejatuhan adalah sebuah pengakhiran, kerana turunnya hujan adalah awal yang paling indah

كلام جميل
يقول حكيم يوناني:
كنت ابكي لأنني أمشي بدون حذاء
ولكنني توقفت عَنَ البكاء عندما رأيت رجلاََ بلا قدمين..
دائما الحمدلله علىَ كل حال ''

Dahulu aku menangis kerana aku berjalan tanpa alas kaki.... namun akhirnya aku berhenti menangis saat aku melihat lelaki tanpa kedua kakinya......maka selalu ucapkanlah Alhamdulillah pada setiap keadaan.

كلام جميل
يوماً ما ستكتشف:
"أن حزنك حماك من النار
  وصبرك أدخلك الجنة"

Pada suatu hari kau akan menemukan bahwa kesedihanmu akan menyelamatkanmu dari neraka dan kesabaranmu akan memasukkanmu kedalam syurga.

كلام جميل
من عجائب الإنسان أنه يستفز من سماع (النصيحه) و ينصت لسماع (الفضيحه).

Di antara keajaiban manusia adalah, dia merasa resah mendengarkan nasihat dan terdiam saat mendengarkan keburukan.

كلام جميل
- لا تتوقع من نهاية اليوم إلاَّ الرِّضَا وسترضى..
استعن بالكريم
استعنْ بالرحيم
استعن بالعظيم

Jangan biarkan manusia mengetahui sesuatu darimu melainkan kebahagiaanmu, dan jangan sampai mereka melihat kesedihanmu kecuali senyummu.

كلام جميل
•إن ضاقت عليك أمورك!
    » ففي القرآن جنتك .

• إن آلمتك وحدتك !
    » فإلى السماء دعوتك .

• إن سألوك عن أخبارك !
    » فاحمد الله و ابتسم .

Jika semua urusanmu terasa sempit maka di dalam Al Qur'an ada syurgamu
Dan jika kesendirianmu menyakitimu , maka kelangit kirimkan doamu
dan jika mereka bertanya tentang khabarmu maka katakan Alhamdulillah dan tersenyumlah.

أخيراً:
• إذا نويت نشر هذا الكلام!
    »  انو به خيراً لعل الله يفرج لك بها كربة من كرب الدنيا

Sebagai penutup..
Jika engkau berniat utk share faedah yang sangat berharga ini,,
Jangan lah lupa berniat baik/Luruskan Niat
Semoga dengan niat baik ini Allah Swt berikan kelancaran dalam segala urusan kita..
Keberkahan dalam rezeki kita..
Dijaga dari segala mara bahaya..
Diluaskan rezeki kita..
Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu daripada segala aliran dan aqidah yang menyimpang..
Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khatimah,
Amiinn Allahumma Amiinn..

هدية للأحباب..
أرسلها لقائمتك ليشهدوا لك بذلك غداً ولا تحرم نفسك الأجر بإذن الله

Hadiah untuk saudara saudariku yang kucinta..
Berbagilah akan faedah ini kepada teman teman dan handai taulan supaya mereka kelak menjadi berbuah pahala bagi kita semua akan ibadah ini.
INSYAALLAH...